Politik, Nasional

Survei sebut publik enggan pilih Prabowo karena keras, arogan

Pakar politik menyarankan agar Prabowo memperhalus gaya politiknya dengan menggunakan bahasa simbol agar mampu mendongkrak eletabilitas

Hayati Nupus  | 27.11.2018 - Update : 28.11.2018
Survei sebut publik enggan pilih Prabowo karena keras, arogan Calon presiden Prabowo Subianto berorasi di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) setelah mendaftarkan diri sebagai peserta Pilpres 10 Agustus 2018. (Firdaus Wajidi - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Hayati Nupus

JAKARTA

Survei politik menyimpulkan bahwa 3,4 persen masyarakat tak berniat memilih Prabowo Subianto dalam pilpres 2019 karena karakternya yang keras.

Selain karakter keras, Direktur Eksekutif Media Survei Nasional Rico Marbun mengatakan 2,1 persen masyarakat tak memilih Prabowo karena karena dia ambisius dan 1,7 persen karena kinerjanya belum terbukti.

“Alasan lainnya karena dia dianggap pelaku pelanggar HAM, arogan dan kurang merakyat,” ungkap Rico, Selasa, di Jakarta.

Oleh karena itu, Rico memetakan bahwa Prabowo perlu memperhalus gaya politiknya dengan penggunaan bahasa simbolis agar elektabilitasnya terdongkrak dalam pilpres 2019.

Kemampuan menggunakan bahasa simbol itu, menurut Rico, dimiliki oleh calon petahana Joko Widodo.

“Karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang senang dengan bahasa simbol,” ujar Rico.

Jika Prabowo tak menggunakan bahasa simbolis, lanjut Rico, strategi itu bisa diambil alih oleh Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden yang memiliki latar belakang pengusaha.

Sandiaga, ujar Rico, perlu memperkuat karakternya sebagai pengusaha yang memiliki kompetensi untuk menyelesaikan persoalan ekonomi.

Suvei yang dilakukan oleh Media Survei Nasional terhadap 1200 responden di seluruh Indonesia menyimpulkan bahwa pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin memiliki elektabilitas 47,7 persen dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 35,5 persen.

Dengan selisih 12,2 persen itu, lanjut Rico, Prabowo dapat mengungguli Jokowi jika sanggup meyakinkan publik bahwa dia mampu menyelesaikan persoalan ekonomi lebih baik ketimbang petahana.

“Sayangnya persepsi atas kompetensi itu sampai sekarang belum mampu dikomunikasikan oleh kubu prabowo kepada publik, sebagai challenger mereka belum menawarkan sesuatu yang lebih baik dari petahana,” kata Rico.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın