Dunia, Kesehatan

WHO kehilangan kontak dengan staf di RS Kamal Adwan di Gaza setelah serangan Israel

‘Sejak laporan pagi ini tentang penggerebekan Rumah Sakit Kamal Adwan di #Gaza utara, kami kehilangan kontak dengan personel di sana,’ kata kepala WHO Tedros Ghebreyesus

Beyza Binnur Donmez  | 25.10.2024 - Update : 30.10.2024
WHO kehilangan kontak dengan staf di RS Kamal Adwan di Gaza setelah serangan Israel Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

JENEWA

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kehilangan kontak dengan staf di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara menyusul laporan serangan artileri dan tembakan Israel di fasilitas tersebut pada Jumat pagi, yang telah melukai beberapa orang.

"Sejak laporan pagi ini tentang penggerebekan Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, kami kehilangan kontak dengan personel di sana," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat siang.

"Perkembangan ini sangat mengganggu mengingat jumlah pasien yang dirawat dan orang-orang yang berlindung di sana," imbuh dia.

Beberapa anggota staf medis terluka ketika tentara Israel kembali menargetkan Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, dengan serangan peluru artileri, dan tentara kemudian menyerbu fasilitas kesehatan tersebut, merusak peralatan penting yang dapat menyelamatkan nyawa.

Tentara Israel juga mengebom stasiun oksigen utama rumah sakit tersebut, membuatnya tidak dapat dioperasikan, lapor sumber medis kepada Anadolu.

Sebelum serangan Israel terbaru, Tedros mencatat dalam pernyataannya bahwa WHO dan mitranya berhasil mencapai Rumah Sakit Kamal Adwan pada Kamis malam dan memindahkan 23 pasien dan 26 pengasuh ke Rumah Sakit Al-Shifa.

Dia mengatakan bahwa rumah sakit tersebut telah dibanjiri oleh hampir 200 pasien serta menampung ratusan orang yang mencari perlindungan.

"Mengakses rumah sakit di seluruh Gaza menjadi semakin sulit dan membuat staf kami terpapar pada bahaya yang tidak perlu," kata Tedros.

Dia menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata segera dan perlindungan rumah sakit, pasien, profesional kesehatan, dan pekerja kemanusiaan.

“Semua orang di Gaza membutuhkan perdamaian,” tegas dia.

Israel terus melancarkan serangan dahsyat terhadap Gaza sejak serangan pada Oktober tahun lalu oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 42.800 orang telah tewas sejak itu, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 100.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut dan mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.​​​​​​​

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın