Nasional

Dubes Brazil berbagi kisah pemindahan ibu kota negaranya

Tantangan yang dihadapi pemerintah Brasil dalam lima tahun pertama pembangunan ibu kota baru di Brasilia adalah harus memindahkan penduduk ke kota yang belum ada infrastruktur dasar tersebut

İqbal Musyaffa  | 10.07.2019 - Update : 10.07.2019
Dubes Brazil berbagi kisah pemindahan ibu kota negaranya Duta Besar Brazil untuk Indonesia Rubem Barbosa saat berbicara tentang pemindahan ibu kota Brazil dari Rio de Janeiro ke Brasilia di Jakarta, Rabu (Foto Kominfo - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA

Brazil menjadi salah satu negara yang sukses memindahkan ibu kota negaranya untuk melakukan pemerataan pembangunan.

Negeri Samba tersebut memindahkan ibu kotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia pada tahun 1960 dengan segala kisah pelik dan lika likunya.

Duta Besar Brazil untuk Indonesia Rubem Barbosa berbagi kisah perjalanan negara tersebut dalam memindahkan ibu kotanya dalam diskusi pemindahan ibu kota di Jakarta, Rabu.

Dalam diskusi, dia bercerita Brazil membutuhkan waktu panjang untuk membangun infrastruktur dasar hingga memindahkan penduduk dari kota-kota sekitarnya karena membangun ibu kota baru negara dari nol sejak tahun 1956 hingga 1960.

Dubes Rubem mengatakan pada awal pemindahan ibu kota negara, terjadi pembengkakan biaya dari perencanaan awalnya.

“Inflasi bisa menjadi pemicu kenaikan harga, tetapi kota ini (Brasilia) sudah menjadi kenyataan dan sangat sulit membangun wilayah besar dengan cuma-cuma,” kisah dia.

Dubes Rubem menambahkan walaupun sulit, namun Brasilia akhirnya bisa terwujud menjadi ibu kota negara baru dan menjadi lebih dari yang diharapkan.

Dia menceritakan tantangan yang dihadapi pemerintah Brasil dalam lima tahun pertama pembangunan ibu kota baru di Brasilia pada era Presiden Juscelino Kubitschek de Oliveira adalah harus memindahkan penduduk ke kota yang belum ada infrastruktur dasar tersebut.

“Penduduk awal di sana adalah para pegawai pemerintahan dan pekerja yang turut membangun kota Brasilia,” ungkap Dubes Ruben.

Namun demikian, dia menceritakan pembangunan akomodasi bagi penduduk di Brasilia merupakan peluang ekonomi yang amat besar pada saat itu.

Menurut Rubem, membangun kota baru tetap merupakan peluang bagi banyak orang untuk mencari solusi kehidupan yang lebih baik.

Dubes Barbosa menjelaskan bahwa ide utama membangun Brasilia sebagai ibu kota negara baru adalah karena Rio de Janiero berkembang terlalu cepat sehingga tidak bisa mengakomodasi pemerintahan lagi, seperti Jakarta.

Selain itu, pemindahan ibu kota negara menjadi keharusan bagi pemerintah untuk pemerataan populasi dalam kaitannya dengan memaksimalkan wilayah yang dimiliki negara.

Dia menambahkan Brazil harus membangun Brasilia dari awal, sebuah wilayah tanpa infrastruktur seperti jalan dan rel kereta api dengan jarak sekitar 1.200 km dari Rio.

“Ini benar-benar operasi besar-besaran yang membutuhkan waktu sekitar 3,5 tahun,” lanjut dia.

Dubes Ruben mengungkapkan pada awalnya kota tersebut dirancang untuk mengakomodasi 1 juta penduduk, tapi sekarang sudah memiliki penduduk mencapai 3,3 juta jiwa.

Saat ini, Brasilia menjadi kota terbesar keempat di Brasil setelah Rio de Janeiro, Sao Paolo, dan Salvador serta memiliki pendapatan perkapita tertinggi di Brasil.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.