Indonesia akan terima vaksin Johnson & Johnson pada September
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksin Johnson & Johnson tersebut merupakan hibah dari Belanda

Jakarta Raya
JAKARTA
Indonesia rencananya akan menerima vaksin Covid-19 merek Johnson & Johnson pada September 2021.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksin Johnson & Johnson tersebut merupakan hibah dari Belanda.
“Kita akan kedatangan vaksin Johnson & Johnson itu dari Belanda itu tergeser (dari bulan ini) menjadi bulan depan, ini vaksin yang hanya satu suntikan” kata Budi dalam rapat kerja dengan DPR RI pada Rabu.
Secara keseluruhan, Indonesia akan menerima sekitar 80 juta dosis vaksin pada September dari berbagai merek antara lain Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer.
Vaksin-vaksin tersebut merupakan hasil pembelian langsung pemerintah, bantuan dari Covax Facility, juga hibah dari sejumlah negara.
Indonesia sejauh ini telah mengamankan pengadaan 426 juta dosis vaksin yang datang secara bertahap untuk memvaksinasi 208,26 juta penduduk.
Namun, Budi mengatakan situasi pengiriman vaksin masih sangat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu.
Pengiriman vaksin Novavax, yang dibeli Indonesia sebanyak 50 juta dosis kepada perusahaan farmasi Amerika Serikat, harus diundur hingga Oktober karena belum mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA).
Untuk mengantisipasi keterlambatan distribusi vaksin Novavax pada program vaksinasi nasional, Budi mengatakan telah meminta agar AstraZeneca dapat mempercepat pengiriman 30 juta dosis vaksin.
“Kita sudah siap-siap minta AstraZeneca mempercepat pengiriman 30 juta dosis yang tadinya awal tahun depan dan memindahkan produksinya dari Thailand ke China,” kata dia.