Indonesia rampungkan renegosiasi pesawat KFX/IFX tahun ini
Menkopolhukam Wiranto mengatakan sejumlah poin yang akan masuk dalam negosiasi tersebut yakni kesepakatan skema pembiayaan antara Indonesia dengan Korea Selatan dalam pembuatan pesawat tersebut
Jakarta Raya
Erric Permana
JAKARTA
Pemerintah Indonesia menargetkan revisi negosiasi kerja sama pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan akan rampung pada tahun ini.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan rencana itu dalam rapat koordinasi mengenai kelanjutan proyek pesawat tempur generasi 4.5 itu, Kamis.
Wiranto mengatakan sejumlah poin yang akan masuk di dalam negosiasi tersebut yakni mengenai kesepakatan skema pembiayaan antara Indonesia dengan Korea Selatan dalam pembuatan pesawat.
Dalam kesepakatan awal, Indonesia akan membiayai sekitar 20 persen dari total nilai proyek KFX/IFX sementara sisanya akan dibayar oleh Pemerintah Korea Selatan.
Diubahnya skema pembiayaan itu kata Wiranto karena Presiden Joko Widodo fokus menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembangunan infrastruktur.
"Mengurangi share Indonesia dalam program pembantuan pesawat tempur KFX/IFX. Mengapa? karena kita juga tidak mau mengganggu persahabatan kedua negara indonesia dan Korea Selatan yang sudah berlangsung lama dan cukup baik," ujar Wiranto.
Wiranto juga menegaskan Indonesia tidak mau kehilangan kesempatan dalam mendapatkan alih teknologi dalam proyek itu.
Apalagi kata dia, Pemerintah Indonesia dalam lima tahun ke depan fokus dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Korea Selatan memahami kepentingan Indonesia menghormati usaha [renegosiasi] tapi dia [Korea Selatan] juga punya batas tertentu dan juga proses di dalam negeri mereka," tambah dia.
Sebelumnya, pesawat tempur KFX dan IFX merupakan pesawat tempur generasi 4.5 yang mengungguli pesawat tempur jenis F-16 dan F-18 buatan Amerika Serikat (AS).
Dalam produksinya, Pemerintah Indonesia melibatkan PT Dirgantara Indonesia.
Pembiayaan proyek ini menggunakan skema 80 persen dari Pemerintah Korsel dan 20 persen dari Pemerintah Indonesia.
Kerja sama pengembangan proyek tersebut berlaku hingga 2026 mendatang.
Pada 2016 lalu, Indonesia menganggarkan Rp21,6 triliun untuk proyek tersebut.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.