Turki, AS sepakat tunda operasi Turki di utara Suriah
Operasi militer Turki akan dihentikan sementara selama 120 jam, kata Pence
Ankara
Erdogan Cagatay Zontur, Burak Bir dan Vakkas Dogantekin
ANKARA
Turki dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk menghentikan sementara operasi anti-teror Turki di Suriah utara pada Kamis.
"Pihak Turki akan menghentikan Operasi Mata Air Perdamaian untuk memungkinkan penarikan pasukan YPG dari zona aman selama 120 jam," kata Wakil Presiden AS Mike Pence pada konferensi pers di Kedutaan Besar AS untuk Turki di Ankara.
"Semua operasi militer di bawah Operasi Mata Air Perdamaian akan dihentikan sementara dan Operasi itu akan dihentikan sepenuhnya dengan syarat penarikan pasukan YPG," tambah Pence.
Dia juga mengatakan bahwa penarikan teroris YPG / PKK dari zona aman telah dimulai dan Turki menghentikan operasi militernya.
Turki akan mendapatkan zona aman 20 mil (32 kilometer) di selatan perbatasan Turki di Suriah, tambah Pence.
Pence mengatakan bahwa Turki dan AS juga sepakat untuk melenyapkan Daesh sepenuhnya di timur laut Suriah.
"Ini juga akan mencakup kesepakatan untuk mengoordinasikan upaya-upaya pada fasilitas penahanan dan orang-orang yang dipindahkan secara internal di daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai ISIS [Daesh]," katanya.
Pence menggarisbawahi bahwa AS setuju untuk amencabut sanksi untuk Turki "begitu gencatan senjata permanen tercapai".
Pence menambahkan bahwa Turki dan AS sepakat tentang "prioritas menghormati kehidupan manusia yang rentan, hak asasi manusia dan khususnya perlindungan komunitas agama dan etnis di wilayah tersebut".
Turki meluncurkan Operation Peace Spring di Suriah utara pada 9 Oktober untuk mengamankan perbatasan Turki, membantu pengembalian pengungsi Suriah dengan aman, dan memastikan integritas teritorial Suriah.
Ankara ingin membersihkan wilayah timur Sungai Efrat dari PKK teroris dan cabang Suriahnya, YPG.
Dalam lebih dari 30 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK - yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa - bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi.