
Kedua peserta saling memukul daun pandan (Pandanus amaryillifolius) ke arah punggung lawannya dalam ritual mekare-mekare atau yang bisa dikenal dengan "perang pandan" di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia pada 25 Juni 2019. Perang pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa perang yang menjadi rangkaian dari ritual Sasihh Sembah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Karangasem.

Kedua peserta saling memukul daun pandan (Pandanus amaryillifolius) ke arah punggung lawannya dalam ritual mekare-mekare atau yang bisa dikenal dengan "perang pandan" di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia pada 25 Juni 2019. Perang pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa perang yang menjadi rangkaian dari ritual Sasihh Sembah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Karangasem.

Kedua peserta saling memukul daun pandan (Pandanus amaryillifolius) ke arah punggung lawannya dalam ritual mekare-mekare atau yang bisa dikenal dengan "perang pandan" di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia pada 25 Juni 2019. Perang pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa perang yang menjadi rangkaian dari ritual Sasihh Sembah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Karangasem.

Kedua peserta saling memukul daun pandan (Pandanus amaryillifolius) ke arah punggung lawannya dalam ritual mekare-mekare atau yang bisa dikenal dengan "perang pandan" di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia pada 25 Juni 2019. Perang pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa perang yang menjadi rangkaian dari ritual Sasihh Sembah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Karangasem.

Kedua peserta saling memukul daun pandan (Pandanus amaryillifolius) ke arah punggung lawannya dalam ritual mekare-mekare atau yang bisa dikenal dengan "perang pandan" di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia pada 25 Juni 2019. Perang pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa perang yang menjadi rangkaian dari ritual Sasihh Sembah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Karangasem.

Kedua peserta saling memukul daun pandan (Pandanus amaryillifolius) ke arah punggung lawannya dalam ritual mekare-mekare atau yang bisa dikenal dengan "perang pandan" di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia pada 25 Juni 2019. Perang pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa perang yang menjadi rangkaian dari ritual Sasihh Sembah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Karangasem.

Kedua peserta saling memukul daun pandan (Pandanus amaryillifolius) ke arah punggung lawannya dalam ritual mekare-mekare atau yang bisa dikenal dengan "perang pandan" di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia pada 25 Juni 2019. Perang pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa perang yang menjadi rangkaian dari ritual Sasihh Sembah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Karangasem.

Kedua peserta saling memukul daun pandan (Pandanus amaryillifolius) ke arah punggung lawannya dalam ritual mekare-mekare atau yang bisa dikenal dengan "perang pandan" di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia pada 25 Juni 2019. Perang pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa perang yang menjadi rangkaian dari ritual Sasihh Sembah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Karangasem.

Kedua peserta saling memukul daun pandan (Pandanus amaryillifolius) ke arah punggung lawannya dalam ritual mekare-mekare atau yang bisa dikenal dengan "perang pandan" di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia pada 25 Juni 2019. Perang pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa perang yang menjadi rangkaian dari ritual Sasihh Sembah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Karangasem.

KARANGASEM, INDONESIA - 24 JUNI: kedua peserta saling memukul daun pandan (Pandanus amaryillifolius) ke arah punggung lawannya dalam ritual mekare-mekare atau yang bisa dikenal dengan "perang pandan" di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia pada 25 Juni 2019. Perang pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa perang yang menjadi rangkaian dari ritual Sasihh Sembah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Karangasem. ( Firdaus Wajidi - Anadolu Agency )

Kedua peserta saling memukul daun pandan (Pandanus amaryillifolius) ke arah punggung lawannya dalam ritual mekare-mekare atau yang bisa dikenal dengan "perang pandan" di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia pada 25 Juni 2019. Perang pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa perang yang menjadi rangkaian dari ritual Sasihh Sembah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Karangasem.

Kedua peserta saling memukul daun pandan (Pandanus amaryillifolius) ke arah punggung lawannya dalam ritual mekare-mekare atau yang bisa dikenal dengan "perang pandan" di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia pada 25 Juni 2019. Perang pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa perang yang menjadi rangkaian dari ritual Sasihh Sembah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Karangasem.

Kedua peserta saling memukul daun pandan (Pandanus amaryillifolius) ke arah punggung lawannya dalam ritual mekare-mekare atau yang bisa dikenal dengan "perang pandan" di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia pada 25 Juni 2019. Perang pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa perang yang menjadi rangkaian dari ritual Sasihh Sembah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Karangasem.