Anggota parlemen AS tuntut pertanggungjawaban atas pembunuhan aktivis Turkiye-AS di Tepi Barat
‘Untuk memastikan kepercayaan warga negara AS, kami harus memulai penyelidikan kami sendiri atas pembunuhan (Aysenur Ezgi) Eygi,’ kata Anggota Parlemen AS Pramila Jayapal
WASHINGTON
Anggota parlemen Amerika Serikat (AS) Pramila Jayapal mengkritik tajam pemerintahan Biden karena kurangnya gerakan menuju penyelidikan independen atas pembunuhan aktivis Turkiye-Amerika Aysenur Ezgi Eygi pada bulan lalu oleh pasukan Israel di Tepi Barat.
"Sudah 53 hari sejak Aysenur Ezgi Eygi terbunuh di Tepi Barat, dan kami belum melihat adanya gerakan menuju penyelidikan independen oleh pemerintah AS," tulis Jayapal di X.
Menyadari bahwa AS adalah pendukung terbesar bantuan militer untuk Israel, dia menambahkan: “Jika pemerintah Israel tidak mau atau tidak mampu mematuhi hukum domestik kami serta hukum humaniter internasional, kami harus menuntut pertanggungjawaban.”
Anggota parlemen tersebut mendesak otoritas AS untuk meluncurkan penyelidikannya sendiri.
"Untuk memastikan kepercayaan warga negara AS sendiri, kami harus memulai investigasi kami sendiri atas pembunuhan Eygi, menggunakan pengaruh kami untuk menuntut perubahan pada aturan keterlibatan IDF (tentara Israel), dan menerapkan hukum domestik kami pada situasi ini untuk akuntabilitas penuh," ujar dia.
Jayapal menyoroti dorongan terkini dari Parlemen, dengan mencatat bahwa 102 anggota telah menandatangani surat yang menyerukan penyelidikan independen atas kematian Eygi.
“Saya dan rekan-rekan tidak akan beristirahat sampai kami memperoleh jawaban,” imbuh dia. Aktivis Turkiye-Amerika Aysenur Ezgi Eygi
Eygi, 26, seorang warga negara Turkiye-AS, dibunuh oleh pasukan Israel pada 6 September saat melakukan protes damai terhadap pemukiman ilegal Israel di dekat Nablus di Tepi Barat yang diduduki.
Investigasi awal yang dilakukan oleh tentara Israel menemukan bahwa Eygi "sangat mungkin" terkena "secara tidak langsung dan tidak sengaja" tembakan Israel yang menargetkan "penghasut utama aktivitas kekerasan yang melemparkan batu" selama aksi protes tersebut.
Akan tetapi, bukti video dan keterangan saksi mata telah bertentangan dengan versi Israel.
Sebuah laporan oleh The Washington Post juga mengungkapkan bahwa Eygi ditembak lebih dari 30 menit setelah puncak konfrontasi di Beita dan sekitar 20 menit setelah para pengunjuk rasa telah bergerak lebih dari 200 kaki di jalan utama, menjauh dari pasukan Israel.
Keluarga Eygi mengatakan dia terbunuh dalam serangan yang ditargetkan dan mendesak pemerintah AS untuk meluncurkan penyelidikan independen atas pembunuhannya.
Otoritas Turkiye juga melakukan penyelidikan sendiri terkait pembunuhan Eygi.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.