Politik

Debat calon presiden putaran keempat lebih substantif

Kedua calon memperlihatkan komitmen kebangsaan yang ideologi bangsa

Muhammad Nazarudin Latief  | 31.03.2019 - Update : 01.04.2019
Debat calon presiden putaran keempat lebih substantif Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (kiri), Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) saat menghadiri debat keempat pemilu presiden 2019 di Hotel Shangrila Jakarta, Indonesia pada Sabtu 30 Maret 2019. Pada debat kali ini mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional. ( Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA

Debat keempat antara calon presiden Jokowi dan Prabowo Subianto berlangsung menarik, menunjukkan komitmen kebangsaan yang kuat dan ide-ide yang cukup substantif.

Dalam debat, Presiden Jokowi mengungkapkan komitmennya pada ideologi bangsa dan menggambarkannya sebagai “kesepakatan bersama pendiri bangsa dari berbagai daerah, organisasi, ras, suku dan agama di Indonesia.

“Oleh sebab itu, menjadi kewajiban kita bersama untuk menjaga, merawat, dan menjalankan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara,” ujar Jokowi dalam debat yang digelar di Hotel Shangrila, Jakarta, Sabtu.

Sedangkan Prabowo mengatakan “Pancasila berhasil mempersatukan ratusan kelompok etnis, ratusan suku, agama-agama besar, budaya-budaya berlainan, dengan bahasa yang berlainan.”

“Kompromi ini yang menghasilkan Republik Indonesia karena itu kami bertekad untuk mempertahankan Pancasila sampai titik darah yang terakhir.”

Untuk menanamkan Pancasila tanpa pendekatan indoktrinasi, Prabowo mengatakan harus memasukkannya ke dalam pendidikan usia dini, harus masuk dalam kurikulum baru.

“Dengan demikian, kita ada pemahaman universal karena ini adalah kesepakatan bangsa.

Jadi generasi penerus harus mengerti dari mana datangnya Indonesia walaupun tidak bersifat indoktrinasi tapi harus bersifat edukatif harus dimasukkan ke dalam program pendidikan seterusnya sampai pendidikan lanjut.”

Jokowi juga ingin mengajarkan Pancasila mulai dari usia dini, namun yang paling penting adalah bagaimana memberikan pendidikan Pancasila ini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Anak-anak harus diberi tahu bagaimana bertoleransi karena kita ini memiliki 714 suku,” kata Jokowi.

Anak-anak Indonesia juga harus diberitahu bagaimana berkawan dengan saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air yang memiliki lebih dari 1.100 bahasa daerah yang berbeda-beda, sambung dia.

Jokowi menekankan pendidikan Pancasila harus dilakukan dengan cara kekinian lewat visual, baik yang ada di Facebook, Instagram, maupun Twitter.

“Sehingga relevansi antara Pancasila dan anak-anak muda ini bisa sambung,” ujar Jokowi.

Direktur Populi Center, Usep S. Ahyar mengatakan Prabowo tampil seperti biasa. Tema apa pun, narasi yang dibangun selalu sama yakni kekayaan mengalir ke luar negeri, pemerintahan korup dan institusi- institusi pemerintahan lemah

Menurut dia, kitik itu sangat relevan pada zamannya, tetapi hari ini konteks sudah berubah dengan demikian kritik itu sah konteks,

“Tapi bisa saja jika diulang-ulang begini, bisa jadi ada "social fact" yang diterima publik. Bagi sebagian orang akan memenuhi keinginan mimpinya,” ujar Usep.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın