ISTANBUL

Pemimpin Inggris dan Prancis akan mengunjungi Washington minggu depan untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi tentang perang Rusia-Ukraina ketika pemerintah AS mendorong resolusi diplomatik.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan mengunjungi Washington minggu depan untuk melakukan diskusi tingkat tinggi dengan sejawatnya dari AS Donald Trump di tengah meningkatnya ketegangan atas negosiasi perang Ukraina, kata Menteri Prancis untuk Urusan Eropa Benjamin Haddad pada Kamis.

Kunjungan Macron dilakukan saat pemerintahan Trump terlibat dalam negosiasi langsung dengan Rusia, sebuah langkah yang telah menimbulkan kekhawatiran di antara sekutu Eropa.

"Ia akan datang untuk mewakili suara orang Eropa dan menegaskan bahwa masa depan Ukraina tidak dapat diputuskan tanpa mereka," kata Haddad kepada lembaga penyiaran Prancis LCI.

Trump telah mengisyaratkan kunjungan tersebut pada Rabu, dengan mengatakan kepada wartawan bahwa Macron akan tiba "segera, mungkin hari Senin."

Pertemuan mendatang ini menyusul pertemuan sebelumnya antara Macron dan Trump pada Desember lalu di Istana Elysee, tempat mereka mengadakan diskusi trilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Perang di Ukraina diperkirakan akan menjadi fokus utama pembicaraan di Washington, terutama karena AS telah memulai keterlibatan diplomatik langsung dengan Moskow.

Pada Selasa, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Arab Saudi, di mana mereka dikabarkan sepakat untuk mengadakan negosiasi lebih lanjut mengenai Ukraina tanpa partisipasi Kyiv atau negara-negara Eropa.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga dijadwalkan mengunjungi Gedung Putih minggu depan, menurut Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz, yang mengonfirmasi perjalanan tersebut selama wawancara dengan Fox News.

Pertemuan yang diselenggarakan oleh pemerintahan Trump tersebut ditujukan untuk menengahi penyelesaian konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

Sementara itu, ketegangan antara Washington dan Kyiv terus meningkat saat Trump pada Rabu menyebut Zelenskyy sebagai "diktator tanpa pemilihan."