ANKARA
Perusakan wilayah Karabakh selama pendudukan Armenia harus diminta pertanggungjawaban di Mahkamah Internasional, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis.
"Sekarang saya melihat ke kanan dan kiri saya. Apa yang mereka lakukan pada Jabrayil selama masa pendudukan? Saya bertanya kepada Aliyev, apakah OSCE (Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa) atau Uni Eropa datang ke tempat ini? Dia berkata: 'Tidak, mereka tidak datang.' Mengapa mereka tidak datang? Karena mereka akan melihat aib mereka sendiri. Mereka akan melihat apa yang dilakukan Barat di sini terhadap Jabrayil dan seluruh Karabakh dengan memberikan dukungan selama proses pendudukan,” ujar Erdogan.
"Perlu untuk meminta kompensasi dengan membawa mereka ke Mahkamah Internasional. Penting untuk menyudutkan mereka dengan meminta kompensasi. Penting untuk memperkenalkan kembali Barat ke dunia," kata Erdogan pada konferensi pers dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev di distrik Jabrayil.
Pertemuan itu dilakukan setelah para pemimpin bersama-sama meresmikan Bandara Internasional Zangilan, bandara kedua Azerbaijan di wilayah yang dibebaskan dari Armenia selama Perang Karabakh 2020.
Erdogan mengatakan Turki siap mendukung Azerbaijan di semua bidang, terutama di bidang pertanian, energi hijau dan kota pintar, sebagai bagian dari Rencana Aksi Karabakh.
Hubungan antara bekas republik Soviet, Azerbaijan dan Armenia, telah tegang sejak tahun 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.
Baku membebaskan beberapa kota, desa, dan pemukiman dari pendudukan Armenia selama bentrokan selama 44 hari pada musim gugur 2020, yang berakhir setelah gencatan senjata yang ditengahi Moskow. Perjanjian damai dirayakan sebagai kemenangan di Azerbaijan.