Regional

Malaysia investigasi kematian belasan 'Orang Asli' akibat pencemaran air

Empat belas orang di Kuala Koh telah meninggal dalam sebulan terakhir, menurut laporan, dua di antaranya telah dikonfirmasi karena pneumonia

Pizaro Gozali İdrus  | 10.06.2019 - Update : 10.06.2019
Malaysia investigasi kematian belasan 'Orang Asli' akibat pencemaran air Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah menghadiri sesi hari terakhir KTT ASEM ke-12 di Brussels, Belgia, pada 19 Oktober 2018. (Dursun Aydemir - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Pizaro Gozali

JAKARTA

Pemerintah Malaysia menyelidiki dugaan pencemaran air yang menyebabkan belasan orang 'Orang Asli' meninggal di Kuala Koh, Gua Musang, Kelantan.

'Orang Asli' mengacu pada orang pribumi di Semenanjung Malaysia.

Empat belas orang di Kuala Koh telah meninggal dalam sebulan terakhir, menurut laporan, dua di antaranya telah dikonfirmasi karena pneumonia.

“Pemerintah akan mengambil tindakan tegas terhadap para pelakunya jika terbukti kematian itu disebabkan pencemaran sumber air Orang Asli,” kata Wan Azizah, Wakil Perdana Menteri Malaysia, dalam sebuah pernyataan pada Minggu.

Wan Azizah juga mengatakan pemerintah akan memeriksa kegiatan penambangan dan penebangan kayu di sekitarnya untuk memastikan apakah semua prosedur terkait dengan lingkungan sudah dipenuhi.

“Penegakan yang lebih ketat dan langkah-langkah pencegahan lainnya adalah beberapa langkah yang harus diperhatikan,” kata dia.

“Doa saya bersama keluarga mereka yang meninggal dan mereka yang saat ini sedang menjalani perawatan,” jelas dia.

Adidas Om, 32, mengaku khawatir dengan kondisi dua anak perempuannya yang kini kesulitan bernafas.

Hoi, 6, dan Boi, 5, kedua anak Adidas, mengalami kesulitan bernapas selama empat hari dan tidak bisa tidur di malam hari.

Adidas melaporkan kejadian ini ke Departemen Pengembangan Orang Asli Kelantan (JAKOA) sebelum kedua putrinya dibawa ke rumah sakit.

Adidas, yang telah tinggal di Kuala Koh selama 10 tahun terakhir, mengatakan ia tidak tahu penyebab penyakit itu.

“Selain anak-anak saya, tetangga saya menderita penyakit yang sama dan beberapa meninggal,” kata dia.

“Saya takut melihat kondisi anak-anak saya dan juga para tetangga yang menderita penyakit ini dan saya berharap situasi akan segera membaik,” kata Adidas, yang istrinya meninggal pada 2014.

Dia meyakini insiden itu terkait dengan aktivitas penambangan di sekitar desanya, dan berharap pihak berwenang menyelidiki penyebab penyakit tersebut.

Hingga Sabtu, 83 warga Orang Asli jatuh sakit, menurut direktur Departemen Kesehatan Negara Bagian Kelantan, Dr Zaini Hussin.

Dia menambahkan berdasarkan gejala klinis dan infeksi, kasus-kasus ini bisa pneumonia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın