Myanmar bangun koridor ekonomi dengan India, China
China dan India adalah negara yang maju secara ekonomi, sekaligus dapat membantu Myanmar untuk mengembangkan kerja sama dengan negara-negara lainnya

Jakarta Raya
JAKARTA
Pemerintah Myanmar mengatakan akan membangun koridor ekonomi Myanmar-India-China untuk menjadikan negara tersebut sebagai pintu masuk ASEAN, ujar Kepala Menteri Wilayah Yangon U Phyo Min Thein.
U Phyo Min Thein mengatakan secara geografis Myanmar memiliki potensi besar karena diapit oleh China dan India, dua negara yang berkembang pesat sekaligus memiliki populasi tinggi.
Penandatanganan nota kesepahaman antara China, Kamar Dagang India-Myanmar dan 10 asosiasi bisnis lokal digelar pada 27 September lalu.
“Karena berbagai alasan, Myanmar kurang berkembang, tapi ada kemungkinan bahwa negara dapat mencapai kemajuan bersama dengan perdamaian, jika itu bekerja sama dengan negara-negara tetangga yang lebih maju,” kata U Phyo Min Thein, seperti dikutip Myanmar Times.
Persahabatan dekat dengan China, ujar U Phyo Min Thein, akan kian berkembang menjadi kerja sama strategis dan menguntungkan.
Begitu pula dengan India, lanjut U Phyo Min Thein, hubungan yang langgeng akan menciptakan zona perdagangan perbatasan antara kedua negara.
“Sebagai langkah pertama menuju hal ini, Asosiasi Persahabatan dan Pengembangan Myanmar-India-China akan mempromosikan kerja sama ekonomi konstruksi dan manufaktur baja,” kata U Zaw Zaw Naing, wakil ketua asosiasi.
“China dan India adalah negara yang maju secara ekonomi, sekaligus dapat membantu Myanmar untuk mengembangkan kerja sama dengan negara-negara lainnya,” tambah U Kyaw Win, ketua asosiasi.
U Kyaw Win mengatakan China dan India memiliki pasar terbesar dunia.
Jika bekerja sama dengan kedua negara tersebut untuk mengembangkan pertanian, industri, transportasi, dan sektor-sektor lain, lanjut U Kyaw Win, akan memperoleh manfaat besar.
“Kami akan bekerja sama untuk membangun zona industri. Bisnis dari kedua negara akan mendapat manfaat dari upaya tersebut sementara warga Myanmar akan mendapatkan peluang kerja,” kata U Zaw Zaw Naing.
Asosiasi akan mendaftar secara resmi pada Oktober mendatang dan mulai bekerja merekrut anggota serta membangun hubungan dengan organisasi perdagangan lainnya, kata U Zaw Zaw Naing.
China adalah investor terbesar kedua Myanmar.
Menurut data Direktorat Investasi dan Administrasi Perusahaan Myanmar, China telah menginvestasikan USD20,8 miliar di negara tersebut per Agustus tahun ini.
Dengan jumlah investasi itu, China sekaligus menyumbang lebih dari 25 persen dari total investasi asing di Myanmar.
Sementara India berada di peringkat kesebelas dengan investasi USD768,6 juta.
Perdagangan antara China dan Myanmar mencapai USD9,6 miliar tahun lalu, sementara volume dengan India mencapai USD1,16 miliar.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.