Pasukan junta Myanmar hujani Waingmaw, Kachin dengan tembakan selama berjam-jam
Menurut kelompok etnis bersenjata di Kachin, serangan sepihak itu kemungkinan latihan yang salah

Jakarta Raya
JAKARTA
Kelompok etnis bersenjata, Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), mengungkapkan sebuah batalion militer Myanmar menembakkan senjata ringan dan artileri berat ke Kotapraja Waingmaw, Negara Bagian Kachin, selama beberapa jam.
Petugas informasi KIA Kolonel Naw Bu mengatakan serangan sepihak pada Selasa malam itu datang dari pasukan junta yang berbasis di Waingmaw dan kemungkinan latihan yang kemudian menjadi salah.
“Militer dikenal melakukan latihan. Mungkin apa yang terjadi hanyalah latihan, dan mereka mulai paranoid dan saling menembak,” kata Naw Bu, seperti diberitakan media lokal Myanmar Now, Kamis.
Menurut seorang warga Waingmaw, tembakan artileri terdengar sekitar pukul 19.30 waktu setempat, dan suara senapan mesin dimulai pukul 21.00.
Warga berusia 50 tahun tersebut mengaku tidak bisa tidur hampir sepanjang malam karena tembakan.
“Rumah saya bergetar karena tidak jauh dari pangkalan junta yang menembakkan senjata,” ujar warga itu.
Warga lainnya melaporkan rumah di Desa Labang yang berada dekat dengan pangkalan militer ikut terkena peluru.
Menurut dia, peluru artileri berukuran besar menghantam sebuah peternakan babi sehingga beberapa ternak terbunuh.
Berdasarkan keterangan warga, sebuah helikopter militer terbang di atas Waingmaw sebanyak tiga kali, sementara tank mengelilingi kota sekitar pukul 22.00.
Warga melaporkan suara tembakan terdengar hingga pukul 03.00 subuh keesokan harinya.
Warga mulai beraktivitas normal ketika serangan terpantau sudah berhenti pada pagi harinya.
Naw Bu menambahkan pasukan junta menembakkan enam peluru artileri ke markas KIA di Laiza, Kachin, pada pukul 01.00 ketika Waingmaw dikepung.
Satu peluru tersebut dilaporkan meledak di dekat pusat perawatan Covid-19 di sekitar area perumahan.
Myanmar Now melaporkan pasukan junta mengeluarkan laporan harian tentang upayanya untuk menghancurkan kelompok perlawanan lokal.
Namun, junta tidak mengakui pertempuran yang berlangsung di negara-negara bagian etnis.
Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.
Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.
Kelompok masyarakat sipil mencatat 948 orang tewas sejak militer melakukan kudeta di Myanmar dan 5.497 orang masih ditahan hingga 5 Agustus.