Pengebom di Jolo gunakan Sabah sebagai kawasan transit
Aparat keamanan mewaspadai meningkatnya jumlah wanita dalam aksi bom bunuh diri
Jakarta Raya
JAKARTA
Suami-istri Indonesia pelaku bom bunuh diri, yang menewaskan 23 orang dalam pemboman katedral Jolo pada bulan Januari, menggunakan Sabah sebagai titik transit untuk masuk ke Filipina selatan, lapor The Star.
Direktur Counter Terrorism Cabang Khusus, Datuk Ayob Khan Mydin Pitchay mengatakan mereka dibantu oleh dua orang gerilyawan Daesh atau ISIS asal Indonesia yang bekerja di Keningau, Sabah.
Ayob mengatakan polisi menangkap dua orang tersebut di Keningau pada Mei.
Menurut Ayub, keterlibatan kedua orang tersebut menunjukkan adanya kerja sama regional antara militan Daesh di Malaysia, Indonesia dan Filipina Selatan.
Pada 24 Juli, media lokal di Indonesia memberitakan bahwa sepasang suami istri yang berafiliasi dengan Daesh diyakini sebagai pelaku pemboman bunuh diri di katedral Pulau Jolo pada 29 Januari. Pasangan suami istri itu diidentifikasi sebagai anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dari Makassar, Sulawesi Selatan.
"Mereka adalah dua warga negara Indonesia yang diidentifikasi sebagai Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh," kata juru bicara Kepolisian Nasional Brigjen Dedi Prasetyo.
Menurut polisi, Rullie dan Ulfah dikirim ke Filipina oleh seorang dalang serangan teror di Indonesia, yang diidentifikasi sebagai "S" atau Daniel atau Chaniago, yang diyakini tinggal di Afghanistan.
"S", diyakini membiayai perjalanan pasangan itu setelah mengetahui niat mereka, telah lama berada di daftar paling dicari Polisi Nasional, kata Dedi.
Pada 30 Mei, The Star mengutip Inspektur Jenderal Polisi Datuk Seri. Abdul Hamid Bador mengatakan bahwa seorang lelaki Indonesia berusia 20 tahun diyakini sebagai fasilitator bagi militan Daesh Indonesia yang transit di Sabah sebelum menuju ke Filipina selatan untuk melakukan aksi bom bunuh diri.
“Tersangka ditangkap di Keningau, Sabah pada 26 Mei. Dia adalah seorang buruh dan telah melakukan bai'ah (sumpah kesetiaan) kepada Abu Bakar (Pemimpin Daesh Abu Bakar Al-Baghdadi).
"Tersangka juga telah menyalurkan dana ke kelompok teror Maute di Filipina selatan dan berencana untuk segera menuju ke Suriah," kata Abdul Hamid.
Ayob mengatakan divisi anti terorisme khawatir tentang hubungan antara pembom bunuh diri Jolo dan seorang wanita Indonesia yang merupakan bagian dari keluarga pembom bunuh diri di Surabaya, Indonesia.
"Kami juga sangat prihatin dengan peningkatan jumlah pembom bunuh diri wanita," ujar dia.
"Ini adalah tren baru di Asia Tenggara, di mana wanita digunakan sebagai pembom bunuh diri," kata Ayob.
Direktur Cabang Khusus Penanggulangan Terorisme mengatakan ada penangkapan anggota DAESH lainnya yang belum diumumkan oleh polisi.
“Itulah mengapa kami mengatakan ancaman tidak akan pernah berakhir. Jumlah serangan telah berkurang tetapi dampaknya besar karena mereka sekarang dapat membangun perangkat peledak yang lebih kuat, "ujar dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.