Türkİye

'Mengabaikan Ibnu Sina berarti mengabaikan diri kita sendiri'

Kontribusi dari ilmuwan Muslim terkenal diperingati 982 tahun setelah kematiannya

23.06.2019 - Update : 24.06.2019
'Mengabaikan Ibnu Sina berarti mengabaikan diri kita sendiri' Bukhara, provinsi asal Ibnu Sina di Uzbekistan. (Foto file - Anadolu Agency)

Zehra Nur Duz 

ANKARA 

Ibn Sina, tokoh kunci filsafat dan sains Islam, kembali dikenang pada peringatan hari wafatnya yang ke-982 tahun, Jumat.

Lahir pada 980 di Afshana, sebuah desa di Uzbekistan, ketika dinasti Samanid Persia memerintah wilayah itu, Ibnu Sina lebih dikenal oleh dunia barat sebagai Avicenna.

“Ibnu Sina adalah bagian dari pikiran kita. Jika kita mengabaikannya, kita mengabaikan diri kita sendiri. Dia adalah tokoh kunci filsafat Islam dan tradisi ilmiah pada era ketika Islam dominan secara ilmiah di dunia,” kata Omer Turker, seorang profesor filsafat Islam di Universitas Marmara Istanbul, kepada Anadolu Agency.

Turker mengatakan bahwa teori dan pandangan Ibnu Sina adalah pusat filsafat Islam.

"Filsafat yang ada saat ini dianggap dikhususkan untuk bidang logika dan metafisika, tetapi dari periode klasik ke Renaissance, filsafat justru digunakan sebagai nama yang mencakup semua produksi mental, termasuk fisika, matematika, etika, politik dan metafisika," tambah dia.

Kontribusi

Menurut Turker, ada beberapa bidang yang membuat Ibnu Sina unik dalam sejarah pemikiran.

Pertama, dia adalah tokoh utama dalam bidang metafisika dan kedokteran di dunia klasik.

Kedua, dia adalah seorang pemikir berpengaruh di bidang logika, fisika teoretis, matematika dan teori musik.

Profesor filsafat Turki itu mengatakan bahwa Ibnu Sina juga memberikan kontribusi penting ke bidang etika, filsafat praktis, psikologi, astronomi dan kedokteran.

Tokoh kunci dalam sejarah kemanusiaan 

Turker menekankan bahwa Ibnu Sina memberikan wujud final pada tradisi besar filsafat dan sains yang muncul dari periode Hellenistik, setelah kematian Alexander Agung, satu milenium sebelum dia dilahirkan.

"Jawaban akhir untuk pertanyaan 'apa itu pengetahuan ilmiah' diberikan oleh Ibnu Sina," jelas dia.

Turker menggarisbawahi bahwa Ibnu Sina adalah tokoh penting, tidak hanya untuk proses filosofis dalam peradaban Islam. tetapi juga untuk sejarah kemanusiaan dan sejarah pemikiran. .

Sang profesor menekankan bahwa pada masanya, melakukan studi ilmiah tanpa teori yang ditemukan oleh Ibnu Sina adalah mustahil.

"Ibnu Sina adalah salah satu pemikir penting yang dibawa Islam ke sejarah kemanusiaan," tambah dia.

Karya ilmiah

Turker menekankan pentingnya karya-karya Ibnu Sina, seperti Kitab al-Shifa (Kitab Penyembuhan), karya utama Ibnu Sina tentang filsafat, Al-isharat wa al-tanbihat (Keterangan dan Peringatan) dan Kitab al-Najat (Kitab Keselamatan).

Kitab al-Shifa, yang berisi pengetahuan tentang logika, fisika, matematika dan metafisika, menjadi panduan semua studi filsafat dan sains setelahnya.

"Al-isharat wa al-tanbihat menciptakan bentuk dasar studi filsafat di dunia Islam," kata Turker.

Setelah kematiannya, karya-karya Ibnu Sina membentuk filosofi dunia Islam dan membuka jalan menuju dunia barat dalam waktu singkat, biasanya dalam bentuk terjemahan Latin.

Hingga abad ke-18, dunia barat mempelajari pemikiran dan sains klasik melalui karya Ibnu Sina.

Representatif pengetahuan ilmiah dan filosofis

Keunggulan Ibnu Sina yang paling penting adalah bahwa dia mewakili pengetahuan ilmiah dan filosofis dari dunia klasik, menurut Turker.

Dia mengatakan sejarah filsafat harus dibagi menjadi sebelum dan sesudah Ibnu Sina.

"Para penulis Barat meremehkan pentingnya Ibnu Sina untuk memperkuat penekanan pada bahasa Yunani kuno dalam menulis ulang dan membentuk kembali sejarah filsafat," ujar Turker.

Menggarisbawahi pentingnya Ibnu Sina bagi sains dan filsafat modern, Turker mengatakan bahwa proses perkembangan sejarah pemikiran tidak dapat dianalisis tanpa mempertimbangkan sang ilmuwan.

Sistem pemikiran filosofis Muslim

Turker menegaskan bahwa teori Ibnu Sina memberi peluang penting bagi umat Islam untuk menghasilkan sistem pemikiran filosofis mereka sendiri.

Dia juga menekankan bagaimana Ibnu Sina dapat membantu mengatasi masalah umum yang dihadapi oleh semua umat manusia.

"Pandangan Ibnu Sina memberikan dasar penting bagi kami untuk menghasilkan pemikiran orisinal tentang masalah apa pun yang kita hadapi di era modern," tambah Turker.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın