KYIV, Ukraina

Turki dan Ukraina pada Kamis menyambut 30 tahun hubungan bilateral mereka sejak tahun 1991, ketika Ukraina mendeklarasikan kemerdekaan dan Turki termasuk di antara yang pertama mengakuinya.

Berbicara kepada Anadolu Agency, Duta Besar Turki untuk Ukraina Yagmur Ahmet Guldere mengatakan hubungan Ankara-Kyiv telah menempuh jauh perjalanan selama tiga dekade.

"Rakyat kita sudah lebih dekat dari sebelumnya. Tapi, perkenalan negara kita tidak terbatas pada 30 tahun saja, melainkan itu jauh lebih mengakar," ujar Guldere.

Pada 3 Februari, Kyiv akan menjadi tuan rumah Dewan Strategis Tingkat Tinggi ke-10 antara Turki dan Ukraina, di mana para kepala negara dijadwalkan akan menghadiri acara yang memperingati 30 tahun hubungan diplomatik.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan kedua negara melihat pertemuan dewan yang akan datang sebagai kesempatan untuk menandatangani perjanjian perdagangan bebas yang telah lama ditunggu-tunggu.

​​​​​Pertemuan kedua dalam format Quadriga untuk konsultasi politik dan keamanan, yang pertama kali diadakan pada 2020 di Kyiv dengan partisipasi para menteri luar negeri dan pertahanan kedua negara, diharapkan dapat diselenggarakan di ibu kota Turki, Ankara, bulan ini.

Para pemimpin Turki dan Ukraina menetapkan target volume perdagangan tahunan sebesar USD10 miliar, yang saat ini lebih dari USD5 miliar.

Sementara itu, Turki diperkirakan akan membuat rekor baru di bidang ini dengan menampung lebih dari dua juta turis Ukraina pada akhir tahun ini.

Negara-negara tersebut menyetujui perjalanan bebas visa dan paspor pada 2017.

Hubungan Turki dan Ukraina

Setelah runtuhnya Uni Soviet, Turki menjadi salah satu negara pertama yang mengakui Ukraina pada 16 Desember 1991, dan kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada 3 Februari 1992.

Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama antara Ukraina dan Turki diratifikasi pada tahun 1993.

Kekaisaran Ottoman adalah salah satu negara pertama yang mengakui Republik Rakyat Ukraina pada 1918.