Türkİye, Politik, Dunia

Presiden Erdogan: Turkiye tak akan setujui kerja sama NATO dan Israel

⁠Presiden Turkiye mengatakan Israel tidak mungkin melanjutkan hubungan kemitraannya dengan NATO

Muhammad Abdullah Azzam  | 12.07.2024 - Update : 16.07.2024
Presiden Erdogan: Turkiye tak akan setujui kerja sama NATO dan Israel

WASHINGTON

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Kamis mengatakan bahwa keinginan NATO untuk bekerja sama dengan Israel “tidak dapat diterima.”

"Tidak mungkin bagi pemerintahan Israel, yang telah menginjak-injak nilai-nilai fundamental aliansi kami, untuk melanjutkan hubungan kemitraannya dengan NATO," kata Erdogan dalam konferensi pers di Washington setelah KTT para pemimpin NATO.

Aliansi pertahanan ini memiliki 32 anggota, tetapi juga memelihara hubungan dengan banyak negara non-anggota dan organisasi internasional yang disebut mitra NATO.

Para pemimpin NATO berkumpul di Washington selama tiga hari untuk memperingati ulang tahun aliansi militer tersebut yang ke-75.

Selama pembicaraannya di sela-sela pertemuan tingkat tinggi, Erdogan mengatakan dirinya menarik perhatian pada "kekejaman" Israel yang sedang berlangsung di wilayah Palestina yang diduduki, khususnya di Gaza.

Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, "dengan kebijakan ekspansionis dan gegabahnya," membahayakan keamanan tidak hanya warga negaranya sendiri, tetapi juga seluruh kawasan, kata Presiden Erdogan.

"Sampai perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan terwujud di Palestina, upaya kerja sama dengan Israel dalam NATO tidak akan disetujui oleh Turkiye," tegas Erdogan.

"Penting bagi anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab untuk bergan dengan tangan demi solusi dua negara antara Israel dan Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967,” kata dia.

"Demikian pula, terlepas dari semua tekanan dan upaya intimidasi, kami sangat senang bahwa jumlah negara yang mengakui Palestina semakin meningkat," ungkap Erdogan, sambil menuntut negara-negara lain juga mengajukan pengaduan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).

Turkiye siap mengambil inisiatif apa pun, termasuk penjaminan, pertama untuk deklarasi gencatan senjata dan kemudian untuk pembentukan perdamaian permanen di Gaza, ujar dia.

"Saya dengan ini menyerukan kepada semua sekutu kita untuk meningkatkan tekanan pada pemerintahan Netanyahu untuk memastikan gencatan senjata dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa gangguan kepada rakyat Gaza, yang telah kelaparan selama sembilan bulan," imbuh Erdogan.

'Hubungan tak sehat' antara sekutu NATO dengan kelompok teroris

Terkait perang melawan terorisme, Erdogan mengatakan ada kebutuhan untuk memperkuat kerja sama antara sekutu NATO dalam perang melawan terorisme.

"Tidak mungkin bagi kami untuk menerima hubungan tidak sehat yang telah dibangun oleh beberapa sekutu kami, khususnya dengan PYD/YPG, perpanjangan organisasi teroris PKK di Suriah," tambah dia.

Ankara mengharapkan solidaritas dari sekutu dalam perang melawan terorisme, salah satu dari dua ancaman utama yang diidentifikasi oleh NATO, kata Erdogan, sambil menambahkan, "Hukum aliansi juga mengharuskan hal ini."

Erdogan meminta sekutu untuk meninggalkan "kebijakan keliru" yang merusak persatuan dan integritas NATO.

Mengenai rencana Turkiye menjadi tuan rumah KTT NATO, yang dijadwalkan setelah Belanda menjadi tuan rumah pada 2025, Erdogan mengatakan, "Ini mungkin cocok untuk Istanbul. Kita dapat menyelenggarakan KTT di Istanbul dan memberi penghormatan kepada dunia bersama NATO."

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın