ISTANBUL
Presiden China Xi Jinping menekankan "garis merah" dan prinsip-prinsip negaranya dalam pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Peru pada Minggu kemarin.
Berbicara dengan sejawatnya dari Amerika di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di ibu kota Peru, Lima, Xi menekankan pentingnya menghormati kepentingan inti untuk menghindari konflik, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China.
"Kontradiksi dan perbedaan antara negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat tidak dapat dihindari," katanya, seraya menambahkan tidak ada pihak yang boleh merugikan kepentingan inti pihak lain atau mencari konfrontasi.
Dia menguraikan masalah Taiwan, demokrasi dan hak asasi manusia, sistem China dan haknya untuk berkembang sebagai empat garis merah, dan menggambarkannya sebagai pagar pembatas penting bagi hubungan bilateral.
“Perdamaian Lintas Selat dan 'kemerdekaan Taiwan' tidak dapat didamaikan seperti air dan api,” kata Xi, seraya mendesak AS untuk mendukung "penyatuan kembali secara damai" China.
Menyinggung soal Laut Cina Selatan, Xi menegaskan kembali kedaulatan dan klaim teritorial negaranya, dan menyebut dialog sebagai pendekatan terbaik untuk mengelola perselisihan.
Dia juga memberikan peringatan terhadap Perangkap Thucydides, menolak keniscayaan konflik antara kekuatan yang sedang bangkit dan kekuatan yang mapan.
“Perang Dingin baru tidak boleh terjadi dan tidak dapat dimenangkan,” kata dia, sambil mengusulkan kerja sama daripada persaingan.
Presiden Biden menegaskan kembali komitmen AS terhadap kebijakan satu-China, dan menolak niat untuk mengubah sistem China, mendukung kemerdekaan Taiwan, atau terlibat dalam konflik.
Dia mengatakan AS tidak menginginkan Perang Dingin baru.
Kedua pemimpin menyatakan kesiapan untuk memperluas kerja sama dan mengelola perbedaan, dengan Xi menekankan bahwa memperlakukan satu sama lain secara setara adalah kunci untuk membina stabilitas.
Mereka sepakat bahwa hubungan China-AS yang stabil sangat penting bagi kepentingan kedua masyarakat dan masa depan umat manusia.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk mempertahankan “momentum yang diperoleh dengan susah payah” menuju stabilisasi hubungan antara kedua negara besar tersebut, kata otoritas China.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.