Dunia

Awal 2018, Nigeria punya penduduk miskin terbanyak di dunia

LSM World Poverty Clock memperkirakan akan ada 83 juta warga Nigeria yang hidup di bawah garis kemiskinan

10.11.2017 - Update : 12.11.2017
Awal 2018,  Nigeria punya penduduk miskin terbanyak di dunia Foto : Anadolu Agency

Nigeria

Rafiu Ajakaye

LAGOS, Nigeria

Awal tahun depan, Nigeria akan menggantikan India menjadi negara dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di dunia, menurut perkiraan lembaga World Poverty Clock.

Pada Februari 2018, Nigeria akan memiliki hingga 83 juta warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, naik dari jumlah 82 juta pada tahun ini. Sedangkan jumlah warga dalam kemiskinan ekstrem di India akan turun dari 88,4 juta menjadi 82,3 juta, menurut perhitungan LSM World Data Lab.

Mereka menggunakan data dari pemerintahan negara masing-masing, lembaga pembangunan dan institusi finansial global, menurut situs worldpoverty.io.

Setiap menitnya, 5,7 orang di Nigeria jatuh dalam kondisi kemiskinan ekstrem. Situasi itu menurut mereka karena perkembangan populasi yang pesat melebihi perkembangan ekonomi.

Nigeria memiliki populasi 193 juta penduduk, dan tumbuh dengan kecepatan 2,63 persen per tahun, menurut data PBB. Bank Dunia memprediksi perkembangan ekonomi sebesar 1,2 persen per tahun saja. Nigeri baru-baru ini berhasil membenahi diri setelah menghadapi resesi terburuk yang pernah mereka alami dalam dua dekade terakhir.

Menghapus kemiskinan ekstrem adalah sasaran pertama program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) PBB. Para ahli mengatakan banyak negara tidak akan berhasil dalam pencapaian itu pada tenggat waktu 2030, khususnya di benua Afrika.

PBB mengkategorikan siapapun yang hidup bermodalkan kurang dari USD 1,90 hari sebagai miskin ekstrem.

Perhitungan World Poverty Clock menunjukkan penduduk Asia khususnya mulai berangsur-angsur keluar dari situasi kemiskinan ekstrem.

--'Pemerintah harus bekerja keras'

Seorang ahli investasi di Nigeria, Wale Olusi, mengatakan kabar ini menunjukkan India sudah mengambil langkah-langkah guna memperbaiki kemakmuran penduduk mereka, dan Nigeria harus bekerja keras.

"India melakukan reformasi besar-besaran untuk mencabut gelar yang tidak diinginkan itu. Itu berarti Nigeria belum melakukan cukup banyak untuk membantu warganya keluar dari kemiskinan," kata dia kepada Anadolu Agency.

Olusi mengatakan ekonomi India tumbuh 6 persen per tahun, sedangkan Nigeria mengalami krisis ekonomi karena anjloknya harga minyak.



Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.