Ankara
Sibel Morrow
ANKARA
Tanker minyak Iran keempat dari total lima kapal yang membawa bensin dan produk serupa lainnya ke Venezuela memasuki perairan negara itu pada Kamis.
Iran mengirim kapal tanker ke Venezuela untuk membantu mengurangi kekurangan bahan bakar, yang bertentangan dengan sanksi Amerika Serikat terhadap ekspor minyak kedua negara.
"Kapal keempat Faxon dikawal oleh militer Venezuela melalui zona ekonomi eksklusifnya tanpa terganjal campur tangan AS," kata angkatan laut Venezuela melalui Twitter.
Kapal minyak pertama Fortune secara resmi memasuki Zona Ekonomi Eksklusif Venezuela pada Sabtu, sementara kapal tanker ketiga, Petunia, telah memasuki kilang El Palito di Puerto Cabello, Negara Bagian Carabobo pada Kamis.
Pada tanggal 20 Mei, lima tanker super Iran yang membawa bensin dan produk sejenis lainnya, yang diperkirakan bernilai USD 45,5, juta berlayar menuju Venezuela yang telah menghadapi kekurangan bensin akut di kilang penyulingannya.
Pengiriman bahan bakar dikirim atas permintaan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Minyak sebagai ganti emas
Menurut laporan media, Teheran akan menerima setidaknya sembilan ton emas dengan imbalan pasokan bensin ke Venezuela.
Negara Amerika Latin itu konon memiliki sekitar 70 ton emas, yang telah menjadi aset berharga bagi negara itu dalam memerangi penderitaan ekonominya.
Ancaman Amerika Serikat
Jaringan antara Teheran dan Caracas, belum berjalan baik dengan Washington, yang dilaporkan mengerahkan armada kapal perang di perairan Karibia.
Seorang pejabat senior di Washington mengatakan dalam pernyataannya bahwa AS sedang mempertimbangkan langkah-langkah dalam menanggapi pengiriman bahan bakar Iran ke Venezuela.
Sementara itu, Iran memperingatkan bahwa tindakan seperti bajak laut yang dilakukan oleh Angkatan Laut AS terhadap pengiriman bahan bakar Iran ke Venezuela akan memicu respons keras, lansir Kantor Berita Iran, Nour.
Kementerian Luar Negeri Iran juga memperingatkan AS terhadap apa yang disebut Teheran sebagai tindakan bodoh terhadap kapal tanker minyak Iran dan menekankan tidak ada batasan hukum untuk perdagangan antara Iran dan Venezuela.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif juga mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB, menggambarkan peringatan AS sebagai ancaman ilegal, berbahaya dan provokatif.
Dia mengatakan tindakan apa pun yang diambil akan dianggap pembajakan dan ancaman besar bagi perdamaian internasional dan keamanan.