WHO: Sejauh ini tak ada laporan kematian akibat omicron
Juru bicara WHO mengatakan varian delta tetap dominan secara global meski omicron kemungkinan akan menyebar ke negara-negara
JENEWA
Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat mengatakan badan kesehatan belum melihat laporan kematian terkait varian baru virus korona omicron dan menekankan varian delta tetap menjadi fokus dunia melawan pandemi.
Pada konferensi pers PBB, juru bicara WHO Christian Lindmeier mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya masih mengumpulkan bukti tentang varian baru yang dilacak di Afrika Selatan pada 11 November dan dinamai omicron sekitar seminggu yang lalu.
"Kami belum melihat laporan kematian terkait omicron," kata Lindmeier.
"Jangan lupa juga bahwa varian dominan saat ini masih tetap varian delta. Omicron mungkin sedang naik daun, dan kita mungkin sampai pada titik di mana dia mengambil alih sebagai varian dominan," ujar dia.
Juru bicara WHO mengatakan dunia perlu melindungi diri dari varian delta.
Sejak Covid-19 pertama kali ditemukan hampir dua tahun lalu, WHO telah mengkonfirmasi hampir 263 juta kasus dan lebih dari 5,22 juta kematian secara global.
"Semakin banyak negara yang terus mencari dan terus menguji orang dan secara khusus melihat varian omicron, kami juga akan menemukan lebih banyak kasus dan lebih banyak informasi, dan semoga tidak, tetapi juga kemungkinan kematian," kata Lindmeier.
Setelah varian omicron dilacak di Botswana dan Afrika Selatan, beberapa negara di Eropa dan Amerika Utara pekan lalu memberlakukan pembatasan perjalanan yang ketat di negara-negara di wilayah selatan Afrika dan bahkan melarang penerbangan.
Langkah-langkah ini menarik kecaman dari pejabat tinggi di PBB, WHO, badan perjalanan internasional, dan asosiasi pekerja.
"Daripada menutup perbatasan, pembatasan, dan sebagainya, jauh lebih baik untuk mempersiapkan negara Anda, sistem kesehatan Anda untuk kemungkinan kasus yang akan masuk," kata Lindmeier.
"Kami cukup yakin bahwa varian omicron ini akan menyebar. Delta juga dimulai di suatu tempat. Dan sekarang kami memilikinya sebagai varian dominan di lebih dari 90 persen dunia," imbuh dia.
Lindmeier mengatakan bahwa, “kita tidak akan dapat menghindarinya dari negara-negara, karena perilaku varian omicron.”